Senin, 18 Februari 2013

ARAH PEMIKIRAN ISLAM


1.1          Pembaruan Pemikiran Islam
Arti dari pembaruan itu sendiri adalah memperbaiki sesuatu yang lama menjadi yang lebih baru. Istilah ini kemudian masuk ke dalam kajian keislaman seiring dengan masuknya budaya Barat ke wilayah Timur.
Pembaruan Pemikiran Islam mengandung arti pikiran, aliran, instuisi - instuisi lama, gerakan dan usaha untuk mengubah pemahaman lama mengenai agama, dan sebagainya untuk disesuaikan dengan ilmu pengetahuan modern.
1.2          Harapan dari Pembaruan Pemikiran Islam
Pembaruan Pemikiran Islam membutuhkan 4 Hal supaya pembaruan tersebut dapat tercapai :
a)      Pemahaman Islam secara lebih intelektual dan rasional. Hal ini dibutuhkan karena keadaan manusia yang menjadi sangat rasional dan intelektualitas dan keperluan untuk memunculkan islam sebagai alternatif terhadap berbagai  kepercayaan.
b)      Pemahaman Islam yang lebih modern. Pemahaman islam seharusnya tidak sekadar menempatkan agama hanya sebagai pelengkap penderita.
c)       Setiap gagasan pembaruan pemikiran itu tetap menjadikan Al-Qur’an dan Hadits sebagai darah, nafas dan jantungnya.
d)      Rencana dalam pembaruan tidak hanya bergerak dalam  pemikiran saja, tetap ada yang bergerak dalam bidang pembaruan fisik pembangunan dan pembaruan moral dan sikap beragama.
1.3          Relevansinya Bagi Pembangunan di Indonesia
Dalam pembaruan ini ada beberapa hal yang dapat diberikan terhadap pembangunan bangsa berkaitan dengan Pembaruan Keislaman, Yaitu:
a)  Pemahaman Agama, dalam pembaruan keislaman dibutuhkan Pemahaman Agama yang lebih rasional. Pembaru Islam menekankan dengan kuat sekali agar umat islam tidak terjebak dan mengikuti taqlid buta terhadap para pendahulu. Hal tersebut dapat menyebabkan beberapa  hal yaitu tidak beraninya untuk Ijtihad dan tidak berkembang.
b)  Pembaruan Pemikiran Islam, hal yang kedua ini adalah Pembaruan Pemikiran Islam yang menawarkan kesadaran pluralistik (keragaman pendapat, pemahaman) secara tulus.
c)   Menekankan Dinamika Manusia, Pembaruan Keislaman menekankan dengan kuat tentang Dinamika Manusia, bahwa Manusia punya peran penting dalam hidupnya dan tak mudah menyerah dari takdir.
d)  Menekankan Penguasaan Ilmu dan Teknologi, Pembaruan Keislaman menekankan dengan kuat tentang Penguasaan Ilmu dan Teknologi dan menganjurkan kita belajar dari orang-orang ternama di berbagai belahan bangsa di dunia.
e)  Memiliki akar teologis yang jelas,  dari Pembaruan-pembaruan yang diatas adalah Upaya untuk meraih kemajuan bersama Al-Qur’an dan Hadits. Artinya, gagasan pembaruan itu memiliki akar teologis yang jelas dalam kitab suci agama.



ISLAM DAN FUNDAMENTALISME

Di Akhir Abad 20 mulai muncul keberagaman baru di kalangan umat beragama yang disebut Fundamentalisme. Fundamentalisme muncul saat situasi konflik antar budaya Urban dan budaya Pedesaan dalam sejarah Amerika Serikat pada Pasca perang dunia 1, yang bersamaan muncul dengan situasi depresi nilai-nilai agraris dalam proses industrialisasi dan urbanisasi. Bentuknya yang agresif sering muncul di daerah yang terisolasi dan hanya sedikit yang mendapat simpati masyarakat kota.
Fundamentalisme merupakan gerakan reaksi terhadap pola peradaban yang diakibatkan proses industrialisasi dan urbanisasi atau bisa disebut juga Gerakan yang menentang modernisme yang menerima perubahan sosial. Fundamentalisme juga menentang Pemikiran ilmiah yang mendasarkan diri pada penalaran dan arus sekularisme.
Ciri utama Fundamentalisme adalah interpretasi mereka yang rigid atau keras dan literalis terhadap doktrin agama.  Yang dilatarbelakangi penafsiran untuk menjaga kemurnian doktrin dan pelaksanannya dan penerapan doktrin secara utuh merupakan satu-satunya cara dalam menyelamatkan manusia dari kehancuran.

INTELEKTUAL RABBANI INDONESIA

3.1. Siapakah Intelektual Rabbani
Intelektual berarti cerdas, berakal, dan berpikiran jernih berdasarkan ilmu pengetahuan; mempunyai kecerdasan tinggi; cendekiawan; totalitas pengertian atau kesadaran, terutama yg menyangkut pemikiran dan pemahaman.
Sedangkan Rabbani berasal dari kata Rabb (Allah Ta'ala), oleh karenanya orang yang Rabbani adalah orang yang selalu menisbatkan, mengorientasikan dirinya pada Allah Ta'ala.
Dalam Al-Qur’an ditekankan intelektual rabbani dapat dipahami sebagai intelektual orang terpelajar yang memfungsikan akalnya dalam Memikir, Menganalisis, Merenungkan Fenomena Alam dan Kehidupan serta dalam mencari pemecahan setiap masalah yang dihadapinya.
3.2 Landasan Intelektual Rabbani
               

Paling tidak ada 4 landasan berfikir yang senantiasa semestinya digunakan intelektual rabbani :
a)            Sikap ilmiah dan objektif
b)            Sikap tauhid
c)            Sikap khilafah
d)            Sikap tanggung jawab moral
Kemudian paling tidak ada 3 landasan aksi yang dimiliki oleh seorang intelektual rabbani:
a)            Kebebasan menetapkan keputusan demi masadepannya yang lebih baik
b)            Kebebasan berfikir
c)            Menegakkan zikir






3.3. Intelektual Rabbani Indonesia
Intelektual rabbani di indonesia biasa disebut cendekiawan muslim, sebutan untuk organisasinya disebut ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia).
Ada tiga alasan bagi kita kenapa membicarakan intelektual tersebut :
a.            Dari sejarahnya bahwa intelektual menempati posisi yang sangat strategis dalam perkembangan setiap bangsa. Terutama sains dan teknologi modern yang melakukan perubahan.
b)           Dari sejarahnya bahwa mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam sehingga tindakannya kepada bangsa ini dianggap paling bertanggung jawab.
c)            Sejalan dengan perkembangan dunia yang semakin modern, peralihan dari masyarakat agraris ke masyarakat industri yang digerakan ilmu dan teknologi berimplikasi pada pola pikir yang rasional yaitu menghargai waktu dan etos kerja.
3.4 Intelektual Muslim dan Pembangunan
Deliar Noer merumuskan intelektual muslim atau cendekiawan muslim dengan ciri-ciri sebagai berikut :

a)  Mandiri,
b) Kritis dan terbuka,
c) Mempunyai pendirian yang teguh,
d) Peduli masyarakat,
e) Tidak mengikuti arus,
f) Tidak tergiur oleh berbagai godaan dunia,
g) Tidak hidup terisolasi dan
h) Menghargai pendapat orang lain .

Agar peran intelektual rabbani tetap terjaga kelangsunganya maka mereka sangat dibutuhkan kemampuan mengembangkan sikap ;
a) kesadaran dan kemauan yang tinggi,
b) adanya persiapan dan bekal intelektualitas yang memadai,
c) kemampuan menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan
d) sikap responsif dari persoalan bangsanya,
e) dapat berfikir jernih dan objektif.
Dalam visi Al qur’an juga ditegaskan sebagai berikut ;
1)   menyampaikan informasi keilmuan kepada masyarakat tentang pengembangan dirinya,
2)  menjelaskan bagaimana islam harus dijadikan pedoman hidup dan mampu pula menjelaskan bahwa agama ini dapat menawarkan kebahagiaan dan kesuksesan.

0 komentar:

Posting Komentar