Kamis, 27 Januari 2011

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ASAM BASA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
SEMESTER GENAP
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
ASAM BASA

Disusun oleh :
KELOMPOK II
1.   Chatrio Destandra    ( 02 )
2.   Novita Laras A.       ( 06 )
3.   Novitasari                ( 07 )
4.   Repita Nawang A.  ( 08 )


SEKOLAH MENENGAH ATAS
NEGERI 1 SEMIN
GUNUNGKIDUL

I.     JUDUL
        ASAM BASA

II.      TUJUAN
Menguji larutan Asam dan Basa dengan menggunakan Indikator Alami (Kunyit).

III.     DASAR TEORI
A.   ASAM
Asam (yang sering diwakili dengan rumus umum HA) secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan  pH  lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Contoh asam adalah asam asetat (ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat (digunakan dalam baterai atau aki mobil). Asam umumnya berasa masam; walaupun demikian, mencicipi rasa asam, terutama asam pekat, dapat berbahaya dan tidak dianjurkan.
Istilah "asam" merupakan terjemahan dari istilah yang digunakan untuk hal yang sama dalam bahasa-bahasa Eropa seperti acid (bahasa Inggris), zuur (bahasa Belanda), atau Säure (bahasa Jerman) yang secara harfiah berhubungan dengan rasa masam. Dalam kimia, istilah asam  memiliki arti yang lebih khusus. Terdapat tiga definisi asam yang umum diterima dalam kimia, yaitu definisi ArrheniusBrønsted-Lowry, dan Lewis.
§  Arrhenius: Menurut definisi ini, asam adalah suatu zat yang meningkatkan konsentrasi ion hidronium (H3O+) ketika dilarutkan dalam air. Definisi yang pertama kali dikemukakan oleh Svante Arrhenius ini membatasi asam dan basa untuk zat-zat yang dapat larut dalam air.
§  Brønsted-Lowry: Menurut definisi ini, asam adalah pemberi proton kepada basa. Asam dan basa bersangkutan disebut sebagai pasangan asam-basa konjugat. Brønsted dan Lowry secara terpisah mengemukakan definisi ini, yang mencakup zat-zat yang tak larut dalam air (tidak seperti pada definisi Arrhenius).
§  Lewis: Menurut definisi ini, asam adalah penerima pasangan elektron dari basa. Definisi yang dikemukakan oleh Gilbert N. Lewis ini dapat mencakup asam yang tak mengandung hidrogen atau proton yang dapat dipindahkan, seperti besi(III) klorida. Definisi Lewis dapat pula dijelaskan dengan teori orbital molekul. Secara umum, suatu asam dapat menerima pasangan elektron pada orbital kosongnya yang paling rendah (LUMO) dari orbital terisi yang tertinggi (HOMO) dari suatu basa. Jadi, HOMO dari basa dan LUMO dari asam bergabung membentuk orbital molekul ikatan.
Nama
Rumus molekul
Terdapat dalam
Asam asetat 
Asam askorbat
Asam sitrat
Asam karbonat
Asam klorida
Asam nitrat
Asam fosfat
Asam tartrat
Asam malat
Asam format
Asam laktat
Asam benzoat
CH3COOH 
C6H8O6
C6H8O7
H2CO3
HCl
HNO3
H3PO4
C4H6O6
C4H6O5
HCOOH
C3H6O3
C6H5COOH
Cuka dapur 
Jeruk, tomat, sayuran
Jeruk atau vitamin C
Minuman berkarbonasi
Asam lambung
Pupuk
Deterjen, pupuk
Anggur
Apel
Sengatan lebah
Keju
Bahan pengawet makanan
SIFAT ASAM
Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut:
§  Rasa                    : masam ketika dilarutkan dalam air.
§  Sentuhan             : asam  terasa menyengat bila disentuh, terutama bila asamnya asam kuat.
§  Kereaktifan        : asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam, yaitu korosif terhadap logam.
§  Hantaran listrik : asam, walaupun tidak selalu ionik, merupakan elektrolit.
B.   BASA
Istilah basa (alkali) berasal dari bahasa  Arab yang berarti abu. Basa digunakan dalam pembuatan sabun. Juga sudah lama diketahui bahwa asam dan basa saling menetralkan. Di alam, asam ditemukan dalam  buah-buahan. Dalam  kimia, istilah asam  memiliki arti yang lebih khusus.
Arrhenius : Basa merupakan suatu senyawa yang dapat menghasilkan ion Hidroksida [OH], bila dilarutkan dalam air mempunyai rasa pahit dan bersifat kaustik.
Basa adalah  lawan (dual) dari asam, yaitu ditujukan untuk unsur/senyawa kimia yang memiliki pH lebih dari 7. Kostikmerupakan istilah yang digunakan untuk basa kuat. jadi kita menggunakan nama kostik soda untuk natrium hidroksida (NaOH) dan kostik postas untuk kalium hidroksida (KOH). Basa dapat dibagi menjadi basa kuat dan basa lemah. Kekuatan basa sangat tergantung pada kemampuan basa tersebut melepaskan ion OH dalam larutan dan konsentrasi larutan basa tersebut.
Reaksi: Kalsium Hidroksida + Asam Sulfat ————> Kalsium Sulfat + Air Ca(OH)2 (aq) + H2SO4 ————> CaSO4(aq) + 2H2O
SIFAT BASA
·         Nilai pH lebih dari sabun
·         Mengubah warna lakmus merah menjadi biru
·         Rasa                 : pahit
·         Sentuhan         : licin (diakibatkan korosif lemak pada permukaan kulit)
Kereaktifan
      : Basa kuat bersifat Kostic (kulit terasa terbakar atau korosif oleh cairan kimia)

·         Hantaran listrik : Larutan Basa pada air akan membentuk ion sehingga merupakan larutan elektrolit

C.   Indikator Buatan
     Indikator buatan adalah indicator yang sudah dibuat di laboratorium atau di pabrik alat – alat kimia, kita tinggal menggunakannya. Untuk mengidentifikasi sifat asam, basa, dan garam biasanya menggunakan kertas lakmus. Kertas lakmus terdiri dari lakmus merah dan lakmus biru. Indicator buatan lainnya adalah indicator universal, indicator asam basa seperti fenolptalin dan metal jingga. Indikator ini selain untuk menentukan sifat asam basa juga dapat digunakan untuk menentikan derajat keasaman atau pH larutan.
D.   Indikator Alam
     Indikator alam merupakan bahan alam yang dapat berubah warnannya dalam larutan yang sifatnya berbeda, asam, basa atau netral. Indicator alam yang biasa digunakan untuk pengujian asam basa adalah bubga – bungaan, umbi, kulit buah dan daun yang berwarna. Perubahan warna indicator bergantung pada warna jenis tanamannya, misalnya kembang sepatu merah di dalam asam berwarna merah dan di dalam basa berwarna hijau.

IV.          ALAT DAN BAHAN
Alat :

1.    Pelat tetes
2.    Pipet tetes
3.    Lumpang porselin
4.    Tabung reaksi
5.    Corong pemisah
6.    Pemes/pisau
7.    Kertas saring
8.    Spatula/pengaduk
9.    Rak tabung reaksi
10. Gelas ukur

Bahan :

1.    Kunyit (kuning)
2.    Air/ Aquades
3.    Kapur Sirih
4.    Jeruk nipis
5.    Sampel larutan A
6.    Sampel larutan B
7.    Sampel larutan C
8.    Sampel larutan D
9.    Sampel larutan E


V.           LANGKAH KERJA
A.   Mengekstrak kunyit dengan menggunakan lumpang porselin.
1)    Membersihkan kunyit kemudian menghaluskan kunyit dengan menggunakan lumpang porselin.
2)    Menambahkan  5ml Air.
3)    Menyaring campuran sehingga memperoleh ekstrak kunyit.
B.   Melakukan uji pendahuluan dengan menggunakan  Air.
1)    Memasukkan 1ml air jeruk ke dalam tabung reaksi.
2)    Menambahkan 2 tetes ekstrak kunyit.
3)    Mengamati perubahan warna yang terjadi.
C.   Melakukan uji pendahuluan menggunakan Air kapur.
1)    Memasukkan 1ml air kapur ke dalam tabung reaksi.
2)    Melambahkan 2 tetes ekstrak kunyit.
3)    Mengamati perubahan warna yang terjadi.
D.   Melakukan uji terhadap 5 larutan uji, yaitu  larutan  A, larutan B, larutan C, larutan D, larutan E dengan menggunakan indicator ekstrak kunyit dan mencatat hasilnya.

VI.          DATA PENGAMATAN
Dari percobaan di atas diperoleh hasil sebagai berikut :
A.   Uji Pendahuluan.
Larutan
Perubahan Warna Pada Ekstrak kunyit
Air jeruk nipis
Orange – kuning
Air kapur
Orange – merah muda
A.    Uji Larutan Kunyit
Larutan Yang Diuji
Perubahan Warna
Sifat Larutan
A
Orange - kuning
Asam
B
Orange – kuning
Asam
C
Orange – merah bata
Basa
D
Orange – merah bata
Basa
E
Orange - orange
Netral









VII.         PEMBAHASAN
Telah disebutkan bahwa asam mempunyai rasa asam, sedangkan basa mempunyai rasa pahit. Namun begitu, tidak dianjurkan untuk mengenali asam dan basa dengan cara mencicipinya, sebab banyak diantaranya yang dapat merusak kulit (korosif) atau bahkan bersifat racun.
Asam dan basa dapat dikenali dengan menggunakan zat indikator, yaitu zat yang memberi warna berbeda dalam lingkungan asam dan lingkungan basa (zat yang warnanya dapat berubah saat berinteraksi atau bereaksi dengan senyawa asam maupun senyawa basa). Seperti pada percobaan yang telah di lakukan memperoleh hasil sebagai berikut :
1.    Uji pendahuluan menggunakan air jeruk nipis.
Pada pengujian dengan kunyit yang ditambah air jeruk nipis akan bereaksi dan  menghasilkan perubahan warna kuning. Hal ini menunjukkan bahwa air jeruk nipis bersifat asam. Dan apabila dirasakan air jeruk nipis akan berasa asam. Sehingga sesuai dengan sifat dari asam.
2.    Uji pendahuluan menggunakan air kapur.
Pada pengujian dengan kunyit yang ditambah air kapur akan bereaksi dan  menghasilkan perubahan warna merah bata. Hal ini menunjukkan bahwa air kapur bersifat basa. Dan apabila dirasakan air kapur akan berasa pait. Sehingga sesuai dengan sifat dari basa.
3.    Uji terhadap larutan uji.
a.    Pada pengujian larutan A yang dicampur dengan ekstrak kunyit akan bereaksi dan menghasilkan perubahan warna dari orange menjadi kuning. Hal ini sama dengan uji pendahuluan pada larutan air jeruk sehingga pada larutan A bersifat asam.
b.    Pada pengujian larutan B yang dicampur dengan ekstrak kunyit akan bereaksi dan menghasilkan perubahan warna dari orange menjadi kuning. Hal ini sama dengan uji pendahuluan pada larutan air jeruk sehingga pada larutan B bersifat asam.
c.    Pada pengujian larutan C yang dicampur dengan ekstrak kunyit akan bereaksi dan menghasilkan perubahan warna dari orange menjadi merah bata. Hal ini sama dengan uji pendahuluan pada larutan air kapur sehingga pada larutan C bersifat basa.
d.    Pada pengujian larutan D yang dicampur dengan ekstrak kunyit akan bereaksi dan menghasilkan perubahan warna dari orange menjadi merah bata. Hal ini sama dengan uji pendahuluan pada larutan air kapur sehingga pada larutan D bersifat basa.
e.    Pada pengujian larutan E yang dicampur dengan ekstrak kunyit akan bereaksi, akan tetapi tidak mengakibatkan perubahan warna sehingga uji larutan E ini bersifat netral karena tidak terjadinya perubahan warna.
Dari percobaan dengan larutan uji tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa larutan A dan B bersifat asam karena hasilnya sama dengan uji pendahuluan pada larutan jeruk nipis. Sedangkan pada larutan uji C dan D bersifat basa karena diperoleh hasil yang sama dengan uji pendahuluan larutan air kapur.
Untuk larutan E tidak bersifat asam atau pun basa karena warna hasil reaksi bersifat netral hal itu dapat di ketahui dengan dicocokan menggunakan  indicator yang ada ternyata warna ini adalah merupakan warna tengah dari warna kuning dengan warna merah bata.Dari hasil tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa larutan E bersifat netral.

VIII.       KESIMPULAN DAN SARAN        
A.   Kesimpulan
1.    Larutan yang di campur dengan ekstrak kunyit kemudian menghasilkan perubahan warna dari orange menjadi kuning mempunyai sifat asam.
2.    Larutan yang di campur dengan ekstrak kunyit kemudian menghasilkan perubahan warna dari orange menjadi merah bata mempunyai sifat basa.
3.    Larutan yang dicampur dengan ektrak kunyuit tidak menghasilkan perubahan warna (orange tetap orange) mempunyai sifat netral.
B.   Saran
1.    Pada setiap materi pembelajaran yang memungkinkan untuk diadakan praktikum mohon untuk dilakukan praktikum untuk membuktikan kesesuaian materi dengan teori-teori yang ada pada setiap bab.

IX.          DAFTAR PUSTAKA
1.      Utami, Budi Dkk. 2009. Kimia 2 : Untuk SMA/MA Kelas XI, Program Ilmu Alam. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional,
2.      Setiasih, Sumarni. 2007.  Larutan Asam, Basa, dan Garam untuk guru SMP : Departemen Pendidikan Nasional.
3.      www.wikipedia.org

3 komentar: